Kamis, 19 September 2013

September 2012-September 2013

Gak berasa sudah setahun yang lalu, saya datang ke kota ini dengan 2 travel bag dan sebuah kardus jumbo. Menghirup suasana Jogja dengan segala keramahannya. Waktu itu saya ingat betul, sahabat saya Dian menyambut saya dan mengantarkan saya ke kos yang sudah dicarikannya untuk saya. Kos Swakarya 8A, berdiri mentereng dengan nuansa minimalis dan asri di depan mata. Pantas saja harga per bulannya sedikit lebih mahal dibanding kos-kos yang ada disekitarnya. Tapi sudah untung saya masih kebagian kamar, karena pada masa-masa tahun ajaran baru biasanya susah sekali mendapat kosan terutama yang berada di dekat kampus.

Kamar saya berada di lantai 3, tidak terlalu besar tapi cukup menampung lemari, tempat tidur ukuran single dan meja belajar. poin plusnya lagi sirkulasi udara di kamar saya ini lumayan bagus, gak bikin gerah. overall, kesan pertama saya langsung suka kamar ini.

berikut foto-foto penampakan kosan saya:

Lingkungan sekitar kos.
Pas di depan Kosan ada Mesjid yang bersih banget

hewan peliharaan ibu kos yang kandangnya persis disamping gazebo
gazebo nya adem


kamar saya di lantai 3 sebelah kanan. Lumayan banget kalo
naik tangga bikin ngos-ngosan

lantai paling atas
Pink! padahal gak gitu suka warna ini haha


itu tipi nya saya lakban bagian speakernya hahaha abisnya volume 1 aja udah menggelegar.








Jumat, 02 November 2012


Sepertinya baru kemarin..
Kamu bertandang ke rumahku mengenakan tshirt polo putih, ‘menculikku’ dengan alasan mencari spot foto di kota kecil kita. Kikuk, bertahun tahun tidak pernah bertemu apalagi duduk di bangku kiri mobil mu.

Sepertinya baru kemarin..
Kita membicarakan tentang masa lalu di sebuah kedai kopi. Kamu membagi rahasia dengan ku dan aku mendengarkanmu sambil melumat pelan croissant keju yang sudah kamu potong potong kecil untukku.

Sepertinya baru kemarin..
Kita berkeliling kota dengan ‘si orange’ kesayanganmu. Tidak tau mau kemana dan akhirnya kita memutuskan untuk menguntit pengendara motor di depan kita. Berlagak seperti detektif swasta yang sedang melakukan penyelidikan sampai akhirnya kita menyerah karena mereka membawa kita terdampar di jalan sepi yang tidak pernah kita lalui sebelumnya. Kita hanya tertawa diatas motor sambil meraba jalan pulang. Memeluk hawa dingin di tubuh masing masing.

Sepertinya baru kemarin..
kita menghentak lantai karaoke bak lady and papa rocker dengan kostum pulang dari kondangan. Menyanyikan lagu lagu metal seperti kesetanan. Tertawa sampai perut keram. Memandang geli tingkah kita sendiri..

sepertinya baru kemarin..
kamu melarikanku seharian. Mempersilahkanku bebas menentukan apa yang aku ingin lakukan mulai dari pagi sampai malam. Menuruti keinginan ku untuk makan dimanapun aku mau. Menyanggupi semua ide ku yang kuutarakan malu malu. Piknik di sebuah tempat bermain di kota kita.

Sepertinya baru kemarin..
Di siang yang mendung dan ditengah hujan rintik rintik itu, aku tau rasanya terbang. Aku tau rasanya kaki yang seolah olah tidak berada di tanah. Aku tau rasanya melompati awan dan menyentuh pelangi. Karena akhirnya aku menemukan keajaiban tepat didalam genggaman tanganku. Ada tangan mu disitu.

Sepertinya baru kemarin..
aku berkata kamu telah membuatku jatuh cinta setiap hari.. bahwa kamu persis seperti yang aku cari selama ini. Kamu adalah checklist dari semua hal yang aku inginkan di dunia. Kamu, adalah sebuah kata ‘akhirnya’ yang aku tunggu tunggu selama ini. 








Sepertinya memang baru kemarin...tapi hari ini kita sadar bahwa waktu telah membawa kita begitu cepatnya. Ada banyak cerita dari setiap langkah yang kita lewati sampai detik ini.
And finally, terimakasih untuk satu tahun yang penuh keajaiban ini sayang..
i just can't wait another story that we'll make.. :)

Love you.



Ada 2 hal yang aku ketahui tentang tangisan. Pertama, aku menangis karena merasa tersakiti dan yang kedua karena aku benar benar sedang bahagia. Belakangan aku baru mengetahui ada tangisan yang ternyata lebih menyakitkan.. yaitu ketika air mataku jatuh satu persatu ketika mencoba melafalkan satu kata, rindu. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa kata rindu bisa membuat dadaku sesesak ini.

Rindu itu kian menjajah seluruh aliran darah ku.. seluruhnya serentak mengaliri pesan yang sama.. aku menghirup rindu, aku mendengar nya, aku merasakannya lebur.. rindu itu ada diantara trilyunan sel tubuhku. Mengucap bahasa yang sama.. menterjemahkannya dalam sebuah bahasa. Tetesan air mata.

Kamis, 01 November 2012


Ketika aku berada ribuan kilometer dari mu..
Ketika untuk bertemu tidak lagi semudah yang biasa kita lakukan
Tidak semudah ketika aku bilang ‘kangen’ dan tidak lama kau sudah berdiri di pintu rumahku dengan senyum merekah.
Tidak semudah ketika aku bilang 'aku sakit' dan kau segera datang menghibur dan tetap memuji aku cantik walau aku tau aku sedang tidak.
Tidak semudah ketika aku bilang ‘aku bete’ dan kau lalu mengajakku menikmati jalanan kota kita yang kecil.
Tidak semudah ketika kau memintaku menemanimu ke dokter gigi langgananmu.
Tidak semudah ketika kau mencuri curi waktu kerjamu untuk sekedar bertemu aku.

Aku tau aku akan sangat merindukannya.
Nyanyian kecil ‘when i see you smile’ atau ‘i don’t want a miss a thing’ di atas motor.
Wajah cemas mu ketika tau aku demam.
Genggaman tanganmu yang seketika membuat semuanya lebih baik..
Tatapan tulus yang tidak mampu menyembunyikan cinta
Ya aku tau aku pasti sangat merindukannya
Hal hal kecil yang kita lewati yang akhirnya akan menjadi hal yang paling ingin aku ulang lagi. Puluhan. Ratusan. Ribuan kali.

Apakah nanti kau masih akan berkata ‘aku rindu..cepatlah pulang’, berkali kali? 
Apakah nanti kau masih akan menyanyikan lagu dengan piano atau gitar untukk di pagi hari? 
Apakah dengan menatap langit yang sama dan bulan yang sama kita akan merasa dekat?
Apakah suaramu bisa menggantikan hangatnya genggaman tangan disaat aku membutuhkannya? 
Apakah kata kata akan mampu meredam semua rindu nantinya? 
Apakah ratusan hari tanpa melihatmu akan mengubah perasaan kita?

Terlalu banyak pertanyaan yang menakutkan ku.. menakutkan untuk kita berdua.
Aku tau dibalik kerelaan mu kau ingin menahanku pergi. Dibalik helaan nafas mu kau ingin aku mengubah pikiran. Dibalik senyum mu tersimpan kekhawatiran untukku. Dibalik diammu kau menyembunyikan harapan agar semuanya tidak terjadi. 
Tapi nyatanya kau menatapku lama sampai akhirnya berkata.. “aku selalu mendukung kamu jika itu yang terbaik buat kamu.” Dan kamu memberikan senyuman terbaik yang kamu punya.

Saat itu.. aku akhirnya tau, kamulah ‘rumah’ yang aku tuju..  rumah yang akan selalu menunggu ku pulang walau aku nanti melangkah jauh. Rumah yang menitipkan kuncinya di tanganku. Rumah yang akan selalu menerimaku pulang kapan saja. 

Nb: terimakasih untuk semua jawaban "YA" yang kau tulis diam diam ketika membaca tulisan ini..

Selasa, 16 Agustus 2011

Hidupnya seperti layang layang..
Walaupun sebenarnya bebas menari di atas sana, dia sebenarnya terikat.
Dari kejauhan benang itu memang tidak terlihat, namun ada.
Benang itulah yang menariknya ketika dia berkelana terlalu jauh.
Dia tidak tahu pasti apa yang sebenarnya ia tuju.
Hanya mengikuti angin, berlindung di balik awan.
Sampai akhirnya ada sepasukan layang layang datang
Mengajaknya menyebrangi pelangi dan mengikuti angin utara.
Namun tanpa sadar, benang mereka saling membelit.
begitu kuat.. dan akhirnya putus.
mereka berputar putar.. menukik tajam dan akhirnya jatuh ke bumi.
Tapi ternyata itu bukan akhir.
Melainkan awal dari sebuah cerita.

Total Tayangan Halaman

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Followers

 

Copyright 2010 The Flower Petals.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.